Final World Brewers Cup 2025: George Jinyang Peng Juara Dunia, Bayu Prawiro Ukir Sejarah untuk Indonesia

Panggung final World Brewers Cup 2025 di Jakarta International Convention Center mempertemukan sembilan penyeduh terbaik dunia. Dalam dua babak penentuan—Open Service dan Compulsory Service—mereka menyeduh dua kali: satu cangkir dengan kopi pilihan terbaik mereka, satu lagi dengan kopi misterius yang harus diolah tanpa narasi dan tanpa petunjuk.

 

Open Service: Ritual Penyeduhan Penuh Cerita

 

Pada babak pertama, para finalis membawa kopi andalan masing-masing dan menyajikannya dengan performa maksimal. Setiap seduhan memuat kepribadian, filosofi, dan teknik khas mereka.

 

George Jinyang Peng dari Tiongkok tampil presisi dan sistematis. Ia menjelaskan korelasi suhu terhadap flavor dalam kopi—mulai dari pemilihan kopi, pendekatan sangrai, metode seduh, hingga penyajian akhir. Raul Rodas dari Guatemala membawa tema intensitas dan kejernihan, tampil dengan elegan dan penuh kontrol.

 

Bayu Prawiro dari Indonesia tampil tenang dan penuh kendali. Ia menyajikan kombinasi Geisha Panama dan Excelsa dari Sukawangi dalam pendekatan “fotografi dalam seduhan” — mengaplikasikan prinsip fotografi dalam menangkap momen sensorik melalui kopi.

 

Andrea Batacchi dari Italia tampil memukau dengan tema tentang mimpi, mengaitkan pengalaman pribadi tentang mimpinya dengan kopi dan seduhannya. Justin Bull dari Amerika Serikat mengusung konsep hybrid yang diterapkan secara menyeluruh dalam alat, proses, dan narasi. Carlos Escobar dari Kolombia menyentuh sisi emosional dengan tema “former farmer”, membicarakan keberlanjutan dalam industri kopi.

 

Elysia Tan dari Singapura membawakan presentasi yang fresh dengan lego dan pendekatan membangun rumah—mendesain struktur rasa layaknya merancang arsitektur. Alireza dari Turki tampil solid dengan tema tentang waktu; setelah tiga tahun tertunda akibat kendala visa, ia akhirnya tampil di panggung dunia. Lakis Psomas dari Swedia menutup sesi dengan tema transformasi, menampilkan teknik unik reverse bloom yang inovatif.

 

Compulsory Service: Ketika Teknik Berbicara

 

Babak kedua, Compulsory Service, adalah ujian sejati. Semua finalis diberi kopi yang sama dari sponsor resmi: 32/DO Coffee dari Bali, Indonesia. Mereka menyeduh tanpa mengetahui detail proses, varietas, atau asal, dengan grinder dan air standar dari panitia.

 

Sebagian besar memilih Hario Switch untuk pendekatan immersion atau hybrid:

 

  • Alireza menggabungkan Hario Switch dengan Drip Assist dan menggunakan teknik dua kali tuang (double pour immersion).

 

  • Lakis Psomas menggunakan Switch berbahan keramik, menggabungkan perkolasi dan immersion dengan dilution di akhir.

 

  • Carlos Escobar memakai Switch dan Drip Assist, serta melakukan agitasi tambahan melalui pengadukan dengan sendok.

 

  • Andrea Batacchi memakai Switch dengan teknik full immersion, dua termin adukan sendok, lalu menambahkan air di tahap akhir.

 

  • George menggunakan pendekatan unik: air disimpan dalam termos, lalu dituangkan ke kopi dan direndam dalam Switch sebelum dibuka.

 

  • Elysia Tan memilih CT62 Transit, melakukan sizing, regrinding, serta teknik pendinginan dengan Paragon Ball, lalu menambahkan air (dilution).

 

  • Justin Bull menggunakan April Hybrid Brewer tanpa dilution, mengandalkan keseimbangan antara perkolasi awal dan immersion akhir.

 

  • Bayu Prawiro menggunakan Switch dengan teknik full immersion, diaduk 10 kali, lalu diselesaikan dengan dilution.

 

  • Raul Rodas menggabungkan hybrid perkolasi dan immersion menggunakan Switch, tanpa pengenceran air tambahan.

 

Hasil Akhir: George Juara Dunia, Bayu Runner-up Dunia

Setelah dua babak penilaian yang ketat, inilah hasil akhir World Brewers Cup 2025:

 

  • George Jinyang Peng – China
    Open Service: 367.00 | Compulsory: 152.00 | Total: 519.00

 

  • Bayu Prawiro – Indonesia
    Open Service: 362.00 | Compulsory: 148.00 | Total: 510.00

 

  • Carlos Escobar – Colombia
    Open Service: 357.00 | Compulsory: 148.00 | Total: 505.00

 

  • Elysia Tan – Singapore
    Open Service: 377.00 | Compulsory: 118.00 | Total: 495.00

 

  • Andrea Batacchi – Italy
    Open Service: 341.00 | Compulsory: 142.00 | Total: 483.00

 

  • Justin Bull – United States
    Open Service: 334.00 | Compulsory: 130.00 | Total: 464.00

 

  • Lakis Psomas – Sweden
    Open Service: 322.00 | Compulsory: 135.00 | Total: 457.00

 

  • Alireza – Turkey
    Open Service: 325.00 | Compulsory: 122.00 | Total: 447.00

 

  • Raul Rodas – Guatemala
    Open Service: 319.00 | Compulsory: 121.00 | Total: 440.00

 

Penutup: Cangkir Terbaik Lahir dari Ketulusan

 

Final World Brewers Cup di Jakarta menegaskan satu hal: menyeduh kopi bukan sekadar soal alat atau biji eksotis. Ini adalah soal kejujuran terhadap rasa, kemampuan membaca karakter kopi, dan keberanian menyampaikan sesuatu lewat medium yang tak bersuara—namun mampu menyentuh siapa pun, di mana pun.

 

Dan hari ini, dari panggung Jakarta, cerita itu ditutup dengan nama George. Namun dunia juga mencatat nama lain: Bayu, dari Indonesia—yang menyeduh tak hanya untuk mencetak skor, tapi untuk menyampaikan bahwa Indonesia tak hanya negara produsen kopi, tapi juga memiliki penyeduh yang berkualitas.